SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Perkelahian yang berbuntut penusukan terhadap Muhammad Rivaldi (17), remaja asal Garot, Senin (27/7/2015) malam bikin publik tercengang. Mengapa tidak, perkelahian Rivaldi dengan tiga remaja belasan tahun lainnya itu layaknya bintang film laga.
Dari mana mereka belajar perilaku brutal itu? Jelas kenyataan pahit itu merupakan PR besar bagi setiap orangtua. Sebab kini, bisa dikatakan, perangai remaja Provinsi yang menjalankan Syariat Islam ini sudah parah.
Program Cakrawala SerambiFM mencoba membahas peristiwa brutal yang terjadi Senin malam itu. Hadir di Studio SerambiFM, Redaktur Serambi Indonesia, Arif Ramdan dipandu host Nico Firza dengan topik, “Perangai Remaja Kian Mengerikan.”
Kasus penusukan Rivaldi (17) di jembatan pante pirak bikin geger warga Banda Aceh. Rivaldi terlibat baku hantam dengan sekelompok pemuda di atas jembatan sebelum akhirnya dilumpuhkan dengan sebilah pisau. Alasannya sepele, menurut sumber Serambi Indonesia, perkelahian remaja itu dipicu oleh rasa cemburu.
Arif Ramdan mengatakan, kejadian itu amat mengejutkan sebab dilakukan remaja belasan tahun. “Bayangkan saja bisa terjadi di tempat keramaian, pelakunya anak belasan tahun, dan dengan alasan yang sangat sepele, ini nekat!” Ujarnya.
Dia menjelaskan, kasus seperti ini langka terjadi di Banda Aceh. Kejadian tersebut, menurutnya, merupakan “warning” untuk setiap orangtua agar lebih mengawasi anak-anaknya. “Ini gejalanya sudah nampak, dan kejadian itu membuktikan bahwa perangai remaja sekarang sudah jauh bergeser,” jelas dia.
Hal senada juga diutarakan seorang penelepon, Didi. Dia meminta agar setiap orangtua peduli terhadap masa depan anaknya. “Bisanya jangan cuma nitip di pesantren, karena pesantren bukanlah tempat hukuman untuk anak-anak nakal. Tapi orangtua yang harus berikan contoh yang benar!” tegasnya.
Dia mengharapkan adanya komunikasi yang lebih intens antara guru dan orangtua. “Orangtua harus lebih tahu perkembangan anaknya. Meeting antara guru dan wali murid sangat dibutuhkan dan harus lebih sering,” tandasnya.
Arif Ramdan menambahkan, kasus penusukan terhadap remaja Garot dua hari yang lalu harus menjadi pelajaran bagi orangtua, sebab, kasih sayang dan pengawasan orangtua sangat diperlukan. “Semoga ini jadi kasus terakhir di kota ini,” pungkas Arif. (*)
Sumber : Serambi Indonesia