Pusat Pelayanan:

Beranda blog

Gelar Upacara HUT RI Ke-79, Ini Pesan Pimpinan Pesantren Al Manar untuk Guru dan Santri

0

Aceh Besar – Pesantren Modern Al Manar melaksanakan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 tahun di lapangan utama pesantren, Rabu (17/8). Upacara ini diikuti oleh seluruh santri dan dewan guru dengan penuh khidmat. Para santri dan guru asatidz hadir dengan kompak mengenakan sarung, pakaian khas santri dayah, mencerminkan identitas dan budaya pesantren yang kental.

Seluruh petugas upacara, mulai dari pasukan pengibar bendera (paskibraka), komandan upacara, hingga pembaca doa dan teks UUD 1945, merupakan santri dari Pesantren Modern Al Manar. Kedisiplinan dan kekompakan para santri dalam menjalankan tugas mereka sangat terlihat, menambah khidmatnya suasana upacara.

Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Pimpinan Pesantren Modern Al Manar, Dr. Tgk. H. Ikhram M. Amin, M.Pd. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan beberapa pesan penting kepada dewan guru dan santri, yang disampaikan dengan penuh semangat kebangsaan:

  1. Merajut Persatuan dan Kekompakan di Kalangan Guru
    Dr. Tgk. H. Ikhram M. Amin menekankan pentingnya momentum Hari Kemerdekaan RI ke-79 ini untuk semakin memperkuat persatuan dan kekompakan di antara para guru. Menurutnya, guru-guru harus selalu bersatu dalam mendidik dan membimbing para santri menuju masa depan yang lebih baik.
  2. Perjuangan Belum Berakhir: Peran Guru dalam Memberantas Kebodohan
    Beliau juga mengingatkan bahwa perjuangan para pahlawan belum berakhir, namun bentuknya telah berubah. “Kemerdekaan ini kita isi dengan memberantas kebodohan. Kecerdasan bangsa ada di tangan para guru atau pendidik. Guru adalah agen perubahan umat menuju masa depan bangsa yang lebih baik,” tegasnya.
  3. Menghayati Pengorbanan Para Pahlawan
    Dr. Tgk. H. Ikhram mengajak seluruh peserta upacara untuk menghayati betapa besar pengorbanan para pendiri bangsa dalam merebut kemerdekaan. “Mereka berjuang untuk kita sebagai masa depan bangsa. Mereka pertaruhkan jiwa, tenaga, dan harta mereka, dan banyak dari mereka yang gugur sebagai syuhada,” ujarnya.
  4. Perjuangan Guru di Era Digital
    Dalam era digital ini, tantangan bagi guru semakin kompleks. “Perjuangan guru bukan lagi dengan senjata, tetapi dengan tenaga dan pikiran yang mereka korbankan untuk kecerdasan umat. Guru tidak boleh gagap teknologi (gaptek), karena untuk menghadapi kerusakan moral murid, guru harus lebih cerdas menguasai IT. Kita tidak bisa membelakangi zaman; kita harus siap menghadapi tantangan zaman,” kata beliau dengan tegas.
  5. Pentingnya Menjaga Disiplin
    Sebagai penutup, Dr. Tgk. H. Ikhram menekankan pentingnya menjaga disiplin dalam segala aspek kehidupan, baik bagi guru maupun santri. “Kedisiplinan adalah kunci keberhasilan di masa depan. Semua kita harus terus menjaga disiplin dari segala aspek kehidupan kita,” pesan beliau.

Upacara ini menjadi salah satu momen penting bagi seluruh warga Pesantren Modern Al Manar untuk mengenang jasa para pahlawan dan meneguhkan semangat juang dalam mengisi kemerdekaan dengan pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan Karakter Melalui Organisasi: Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan di Pesantren Modern Al Manar

0

Oleh M. Fazaki

Pesantren Modern Al-Manar adalah lembaga pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter santri melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi santri. Salah satu kegiatan yang menonjol adalah bagian swalayan putri di keputrian Pesantren Modern Al-Manar. Setiap tahunnya, pimpinan pesantren, melalui bagian pengasuhan santri, menetapkan santri tingkat Aliyah untuk menjadi pengurus organisasi santri. Tujuan dari penetapan ini adalah untuk memberikan pendidikan kepemimpinan kepada santri dalam mengelola organisasi dan melatih jiwa kepemimpinan mereka.

Pimpinan Pesantren Modern Al-Manar, Dr. Tgk. H. Ikhram M. Amin, M.Pd, menegaskan dalam setiap kesempatan bahwa santri harus dilibatkan dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan organisasi. Menurut beliau, dengan melibatkan santri, pendidikan yang mereka terima, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan jauh lebih maksimal. Melalui penugasan dan pembiasaan, santri dapat merasakan pendidikan secara praktis dan aktual.

Salah satu organisasi yang dijalankan oleh santri adalah swalayan putri, yang menjual berbagai jenis barang, mulai dari makanan, minuman, hingga peralatan kebutuhan sehari-hari. Di bagian swalayan ini, para santriwati dididik untuk memiliki jiwa wirausaha, seperti mengelola swalayan dengan baik, manajemen keuangan, dan penertiban barang-barang. Selain itu, santriwati juga dididik untuk memiliki nilai-nilai kejujuran dan integritas. Mereka bekerja tanpa bayaran dan dituntut untuk tidak mengambil atau mencuri barang-barang tersebut.

Nilai Amanah dan Integritas Santri
Nilai-nilai kejujuran dan kewirausahaan yang diterapkan dalam pengelolaan swalayan diharapkan dapat membentuk karakter santriwati yang di masa depan mampu menjadi pengusaha sukses yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Selain itu, para santriwati juga melatih mental mereka dalam melayani pelanggan. Dalam Islam, pendidikan untuk berwirausaha berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melihat peluang, berani mengambil risiko, dan memanfaatkan peluang tersebut. Bahkan, Nabi Muhammad SAW juga menekuni jalur perdagangan dalam menjalani kehidupan.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan kita untuk mencari peluang melalui surat Al-Jumu’ah ayat 10:

“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Dalam tafsir ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa setelah selesai melaksanakan salat Jumat, umat Islam boleh bertebaran di muka bumi untuk melaksanakan urusan duniawi dan berusaha mencari rezeki yang halal, setelah menunaikan kewajiban yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah mengingat Allah dalam menjalankan usaha dengan menjauhi kecurangan, penyelewengan, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan syariat. Dengan demikian, kita dituntut untuk bekerja dan berbisnis dengan mencari rezeki yang halal dan berkah, serta selalu mengingat Allah agar menjadi pribadi yang seimbang, sehat mental, dan fisik.

Jadi, dengan adanya organisasi pengurus swalayan putri ini, Pesantren Al-Manar telah menerapkan konsep dayahpreneur untuk melatih kemandirian santri dan mendidik mereka melalui jalur perdagangan. Para santri ini dilatih untuk menjadi individu yang amanah dalam menjalankan organisasi dan mengelola swalayan, di mana terdapat perputaran uang, dan mereka dituntut untuk berlaku jujur tanpa mengambil keuntungan pribadi dari hasil usaha tersebut, melainkan untuk kepentingan bersama dan kepentingan pesantren.

Selain itu, di akhir masa kepengurusannya, para santriwati ini juga akan mempertanggungjawabkan semua kegiatan mereka melalui laporan pertanggungjawaban organisasi setiap akhir masa jabatan. Laporan ini mencakup semua kegiatan yang telah dilakukan, termasuk pengelolaan uang masuk dan keluar.

Tugas Belajar dan Mengelola Swalayan
Dalam praktiknya, para santriwati ini dituntut untuk mahir mengelola waktu. Tugas utama mereka adalah belajar dengan sungguh-sungguh, namun mereka juga harus mengelola swalayan dengan beban kerja yang tidak ringan. Mereka harus bisa membagi waktu antara belajar di kelas, mengerjakan tugas PR, dan membuka swalayan pada waktu yang telah ditentukan. Di Al-Manar, swalayan melayani santri tidak selama 24 jam, tetapi pada jam istirahat pagi, sore, dan malam hari setelah kegiatan belajar malam. Selain itu, mereka dibimbing oleh ustadz atau ustadzah pembimbing swalayan. Mereka juga dituntut untuk berinovasi dalam melayani santri, seperti memakai pakaian yang kompak, rapi, dan selalu menebar senyum.

Berinovasi dan Kerja Sama
Para santriwati juga dituntut untuk berinovasi dalam mengembangkan swalayan, meningkatkan kerja sama, dan meningkatkan pelayanan agar para santri semakin nyaman berbelanja. Baru-baru ini, swalayan putri mendapatkan bantuan dari sponsor pemasok barang berupa AC dan TV karena mereka berhasil mencapai target penjualan yang melebihi harapan. Ustadz Ilham Maulana, pembimbing swalayan putri, mengaku senang atas kerja keras para santriwati di swalayan yang terus berinovasi sehingga mampu meningkatkan angka penjualan. Selain itu, mereka juga menambah mini coffee corner untuk santriwati yang ingin menikmati makanan atau minuman di depan swalayan. Mereka juga membuat kotak saran untuk menerima kritik dan masukan dari pelanggan, serta terus meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak pemasok untuk menambah barang dan fasilitas.

Dengan segala upaya ini, Pesantren Modern Al Manar tidak hanya mendidik santriwati menjadi pribadi yang berintegritas dan amanah, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi generasi yang mandiri, kreatif, dan berjiwa wirausaha.

*Penulis adalah guru pengurus Al Manar bidang humas yang sehari-hari mendokumentasikan kegiatan santri Al Manar.