ALMANAR.PONPES.ID – Pelaksanaan ujian semester di pesantren merupakan kegiatan penting sebuah lembaga pendidikan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran santri selama satu semester. Menjelang kegiatan penting tersebut berbagai langkah dilakukan, memberikan motivasi kepada santri serta memberi arahan kepada dewan guru, khususnya kepada guru penguji, agar menguji dengan cara yang benar dan serius.
Pada Jum’at malam, (13/11/2020) Pimpinan Pesantren Modern Al Manar, Tgk. Ikhram M. Amin, M.Pd turut didampingi oleh majlis guru memberikan arahan kepada dewan guru penguji ujian lisan (syafahi). Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan mengenai sifat dan sikap para penguji beserta tata cara menguji ujian lisan yang baik dan benar.
Kepada sejumlah penguji beliau menekankan bahwa menguji santri di ujian lisan (syafahi) adalah hal yang serius, benar-benar disiapkan dengan matang, baik itu dari segi penguasaan materi hingga trik dan cara menguji.
“ untuk melahirkan ouput yang baik, makanya diadakan ujian, baik itu ujian lisan maupun tulisan, sehingga proses naik kelas santri benar-benar adil, dari hasil kemampuan santri tersebut setelah diuji, bukan karena kedekatan personal penguji, ada ikatan saudara atau keluarga, tapi benar-benar dari hasil kemampuan kognitif santri” Ujarnya dengan serius.
Selain itu, beliau juga mengingatkan para penguji tentang pentingnya memahami cara menguji, cara menghadapi berbagai karakter santri dan kemampuan individual santri dalam memahami pertanyaan dan menguasai pelajaran.
Menurut beliau, setiap santri mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka penguji diharapkan agar benar-benar mempelajari cara menguji, adil dalam menguji dengan durasi setiap santri sama, tidak membeda-bedakan antar santri, agar santri tidak merasa down setelah keluar dari ruang ujian.
“ pelajari cara menguji, beda santri beda kemampuan, pertanyaan harus merata mulai dari yang susah hingga yang lumayan mudah, jikapun ada santri yang kurang menguasai pelajaran, paling tidak ada beberapa soal yang bisa dijawab, sehingga si anak tidak merasa down setelah keluar dari ruang ujian, disinilah pentingnya kecerdasan seorang penguji” tegasnya di depan seluruh penguji.
Di akhir arahannya, beliau juga mengingatkan bahwa peran penting seorang penguji bukan saja menanyakan soal ujian, tapi lebih dari itu, juga menjadi motivator dengan memberi nasehat dan arahan kepada santri tersebut setelah semua pertanyaan selesai ditanyakan, sehingga santri mendapatkan setruman semangat untuk lebih giat lagi dalam belajar setelah mendapatkan evaluasi dari penguji ujian lisan.
“ujian lisan ini juga menjadi momen penguji mengevaluasi dan memotivasi santri setelah semua soal ditanyakan, beri mereka semangat belajar agar lebih mempersiapkan diri lagi dalam menghadapi ujian tulis” tutupnya.
Selain arahan dari pimpinan pesantren,kegiatan yang difasilitasi oleh bagian pengajaran ini juga disampaikan beberapa masukan, trik menguji dan saran oleh guru supervisi penguji ujian dari majlis guru. Kepada penguji juga diminta untuk mempersiapkan i’dad (materi ujian) dan kemudian diserahkan kepada guru supervisi masing-masing yang telah ditentukan untuk diperiksa dan dievaluasi.