ALMANAR.PONPES.ID – Salah satu cara pesantren mendidik santri adalah dengan melibatkan langsung santri dalam kegiatan tertentu. Ini merupakan pendidikan praktek langsung santri sebagai wadah latihan yang turut ikut mengerjakan dan menyukseskan kegiatan tertentu, sehingga mendapatkan pelajaran dan pengetahuan setelah melalui kegiatan tersebut dengan menghasilkan sebuah pengalaman kerja. Sehingga, dengan pengalaman yang didapatkan tersebut, diharapkan nantinya menjadi bekal untuk santri dalam mengerjakan pekerjaan tertentu di kemudian hari.
Dalam menghadapi ujian semester ganjil mulai 21 November mendatang, Bagian Pengajaran Pesantren Modern Al Manar turut melibatkan santri kelas akhir sebagai musa’id atau pembantu panitia ujian dari asatidz dan asatidzah. Keterlibatan santri kelas akhir ini merupakan salah satu bentuk pendidikan untuk santri kelas akhir yang rutin dilibatkan setiap menghadapi ujian, khususnya di ujian semester ganjil.

Sebelum itu, Bagian Pengajaran terlebih dahulu memberi arahan dan tugas pokok kerja masing-masing dalam kegiatan pembekalan taujihat wal irsyadat yang dilaksanakan pada Rabu Malam, (11/11/2020) di aula pesantren yang diikuti oleh seluruh santri kelas akhir. Dalam kegiatan tersebut santri kelas akhir ini ditatar dan diarahkan apa saja yang menjadi beban kerja santri ini selama membantu panitia ujian.
Ust. Apendi, S.Pd.I, Kepala Bagian Pengajaran menjelaskan bahwa santri kelas akhir ini ada batas-batasan yang mereka tidak boleh ikut terlibat, yang merupakan hanya ustadz atau ustadzah saja hak melaksanakan tugas tersebut. Status santri kelas akhir ini hanya sebatas membantu ustadz-ustadz panitia ujian, bukan dilibatkan langsung menyelesaikan tugas pokok guru masing-masing.

Diantara tugas santri kelas akhir tersebut adalah bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan pesantren, menjadi penguji ujian lisan (syafahi), yang dipilih oleh bagian pengajaran santri tertentu yang dianggap mampu dalam menguji dan materi yang diuji pun hanya pelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti kosa kata sehari-hari yang santri ikuti setiap paginya.
Selanjutnya yang menjadi tugas santri kelas akhir ini adalah menjadi pembantu pengawas ujian tulis (tahriri), dalam kegiatan ini santri kelas akhir ini hanya sebatas mengawas, tidak boleh terlibat memeriksa soal atau jawaban santri saat ujian sedang berlangsung.
“tidak semua santri kelas akhir ini menjadi penguji, kita pilih beberapa saja, sedangkan yang lainnya kita bagi tugas sesuai pos kerja masing-masing, adapun materi penguji santri kelas akhir ini hanya soal mufradat atau kosa kata, selebihnya guru penguji dari ustadz-ustadzah yang menanyakan seluruh materi ujian” ujar Ust. Apendi.

Dalam kegiatan taujihat wal irsyadat tersebut ada beberapa hal poin penting disampaikan diantaranya ; pengawas ujian santri kelas akhir dilarang mengoreksi soal, membaca buku, majalah ataupun bacaan lainnya didalam ruang ujian, pengawas ujian boleh duduk selama mengawas dan ujian berlangsung, tidak boleh membawa makanan ataupun minuman ke dalam ruang ujian, pengawas ujian datang tepat pada waktu yang telah ditentukan, setelah ujian selesai pengawas merapikan lembar jawaban sesuai nomor urut peserta sebelum memberikannya kepada bagian rekap soal.

Dan tugas yang paling penting lainnya selain kegiatan dalam ruang ujian adalah membantu panitia ujian menciptakan suasana ujian yang serius agar menambah semangat para santri untuk belajar dan menghadapi ujian, dengan membantu dan membimbing adik-adik kelas saat belajar malam.
Dalam menghadapi ujian, pesantren mulai mengkondisikan santri dalam menghadapi ujian dengan membuat papan hitungan hari menuju hari H mulai ujian, mulai menggalakkan belajar malam terbimbing yang ketat oleh dewan guru, dan mulai mewajibkan belajar wajib bersama wali kelas di malam tertentu sebagai momen wali kelas memotivasi dan mengarahkan santri menghadapi ujian. Dalam menghadapi ujian ini diharapkan wali kelas berperan penting dalam membimbing santri kelas masing-masing.