ALMANAR.PONPES.ID – Setelah melewati dua tahap ujian, Ujian Syafahi (Lisan) dan Ujian Tahriri (Tulis), Hari ini, Ahad, (13/12/2020), santri Pesantren Modern Al Manar melakukan sujud syukur bersama di Mesjid Jami’ Haji Abdul Wahab Pesantren Modern Al Manar yang turut diikuti oleh dewan guru sebagai tanda berakhirnya ujian semester.
Sujud syukur adalah bagian dari sunnah pesantren dan rutin dilakukan oleh santri, yang menandakan santri sudah selesai mengikuti dan menyukseskan kegiatan pesantren atau setelah menjuarai lomba tertentu yang membanggakan nama pesantren.
Kepala Bagian Pengajaran, Ust. Apendi, S.Pd mengatakan bahwa sujud syukur hari ini yang dipusatkan di mesjid merupakan sujud syukur atas selesainya ujian yang selanjutnya yang dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh pimpinan pesantren.
“Alhamdulillah, hari ini semua ujian sudah selesai, dan hari ini merupakan hari terakhir ujian tahriri yang dimulai sejak 1 Desember yang lalu, dan selanjutnya ada pesan nasehat pimpinan pesantren untuk santri” Ujarnya.
Nasehat Pimpinan Pesantren
Sementara itu, Pimpinan Pesantren, Tgk. Ikhram M. Amin, M.Pd dalam tausiahnya menjelaskan bahwa kegiatan sujud syukur ini guna mendidik santri bahwa setelah bekerja dan berjuang keras, seseorang harus bersyukur dan menyerahkan semuanya kepada Allah, bertawakkal setelah berikhtiar atau berusaha.
Beliau melanjutkan bahwa yang membuat manusia bahagia meski tidak mendapatkan apa yang diharapkan, apa yang diinginkan hanya satu, yaitu bersyukur. Bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah, nikmat iman maupun nikmat islam. Semakin bersyukur seseorang semakin bertambah nikmat pada diri orang tersebut. Dan sebaliknya, tanpa ada rasa syukur, seseorang tidak akan merasa bahagia, hanya akan merasa kurang dan mengeluh karena tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
“Kita memang tidak pernah bisa mendapatkan setiap hal yang kita inginkan, namun kita akan selalu bisa mensyukuri setiap hal yang kita dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah menjadi pribadi yang bermental positif, karena yakin bahwa Allah pasti memberi hal yang terbaik.” Ujarnya
Manusia Wajib Bersyukur
Lanjutnya lagi, menurutnya terkadang manusia mengeluh karena merasa sudah berusaha dan berdo’a. Padahal seharusnya sebagai hamba, manusia yang lemah memang harus berusaha dan berdoa, lalu apapun hasilnya menerima dengan lapang dada.
“Yang dikatakan bersyukur itu kita sebagai hamba yang dhaif tetap wajib berusaha dan berdo’a, lalu kita sadar bahwa hanya Allah yang menentukan apakah kita mendapatkan apa yang kita inginkan atau tidak. Kemudian apapun hasilnya kita terima dengan lapang dada” tambahnya lagi.
Tiga Kunci Sukses Dunia Akhirat ; Ikhtiar, Doa, dan Tawakal
Dihadapan seluruh santri, beliau menekankan lagi bahwa ada tiga kunci sukses dunia akhirat dalam Islam sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW, yaitu ikhtiar, doa, dan tawakal. Menurutnya ketiga hal ini mesti dikerjakan secara berurutan dan tidak dapat dipisah-pisah.
“Mulai dari ujian syafahi hingga ujian tahriri, kalian sudah melakukannya, berusaha, belajar ditengah malam, berdo’a, shalat malam lalu belajar dari pagi, siang malam, membawa buku kemana-kemana, sekarang saatnya bertawakkal kepada Allah, bersyukur dan berdo’a lagi” Lanjutnya.
Lebih lanjut dengan semangat beliau menjelaskan bahwa ikhtiar atau usaha harus mendahului dua hal yang lain, yaitu do’a dan tawakal.
“Jika ada santri hanya berdoa, tetapi belum berusaha atau tidak mau berusaha sama sekali, ia berarti tidak sepenuhnya hendak mengubah nasib, memperbaiki diri atau nilai. Sebaliknya, usaha tanpa doa berarti melupakan hakikat bahwa manusia tidak berkuasa atas apapun, kecuali atas izin Allah” tambahnya.
Ujian Untuk Belajar Bukan Belajar Untuk Ujian
Di akhir tausiah beliau mengingatkan seluruh santri bahwa apa saja yang dilakukan di pesantren semuanya bertujuan untuk mendidik, semua kegiatan pesantren ada muatan nilai-nilai pendidikan.
Beliau mencontohkan seperti ujian yang baru dilewati oleh santri, prinsip santri dalam mengikuti ujian di pesantren harus ujian untuk belajar bukan belajar untuk ujian.
Beliau juga mengutip kalimat Ust. KH. Hasan Abdullah Sahal Gontor, bahwa belajar atau menuntut ilmu di pesantren untuk menjadi orang baik, bukan orang yang bisa menjawab pertanyaan ujian saja. Pola pikir santri dalam menghadapi ujian harus menjadi “ kita belajar untuk menjadi orang baik” bukan sebaliknya.
Karena dalam menghadapi ujian ada fase-fase yang harus dijalani oleh santri, memulai dengan sebuah niat, kesungguhan, usaha yang keras dan tentunya diimbangi dengan do’a. Dari totalitas kehidupan yang dijalani selama ujian tersebut akan terbentuk suatu nilai dan kecerdasan spiritual pada santri.
Dan setelah ujian santri diharapkan menjadi lebih baik lagi dalam bersikap. Dan dengan adanya hasil ujian dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk mengevaluasi diri, agar lebih bersungguh-sungguh dalam belajar, dan meningkatkan usaha, do’a dan ibadah kepada Allah.
Ujian Semester Ganjil Pesantren Modern Al Manar dimulai dengan Ujian Syafahi (Lisan), yang dimulai pada 21 November 2020 lalu dan berakhir pada Ahad, 29 Desember 2020, kemudian dilanjutkan dengan ujian Tahriri (Tulis) yang dimulai sejak Selasa 1 Desember 2020 hingga hari ini 13 Desember 2020.
Alhamdulillah sangat bermamfaat sekali unt santri ,krn anak2 sedang dlm fase pertumbuhan baik otak maupun fisik yg
Sangat membutuhkan asupan vitamin supaya anak2 santri jadi anak yg pintar dan sehat
Alhamdulillah